Sabtu, 19 Mei 2012

Pengangguran 23210895


PENGANGGURAN

            Definisi ekonomi tentang peganguran tidak identik dengan tidak (mau) bekerja. Melainkan seseorang yang dikatakan sebagai pengangguran bila dia ingin bekerja dn telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkannya.

           Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2, UUD 1945). Jika membaca bunyi pasal diatas jelas bahwa negara “siap” memberikan fasilitas untuk setiap warga negaranya agra bis mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan hidup.

           Pada kenyataannya, angka pengangguran di Indonesia justru mencapai level yang memprihatinkan. Itu pun masih diperparah dengan kecenderungan peningkatan jumlah angka dari tahun ketahun. Data (BPS),2005menunjukan adanya 10,85 juta jiwa pengangguran terbuka, dari total angkaan krja 105,80 juta jiwa.sedangkan 5 tahun sebelumnya 2000 angka pengangguran terbuka baru sekitar 5,87 juta jiwa dari total 95,70 juta angkatan kerja (Kompas, 29/04/2006:36).
           Hal tersebut  menunjukan ketidaksiapanpemerintah dalam memberdayakan SDM yang ada. Sempitnya lapangan kerja yang tersedia berbading dengan besarnya jumlah pengangguran yang ada, sehingga berdampak pula pada peningkatan angka kemiskinan di tanah air.

            Dalam ilmu kependudukan (demografi) orang yang mencari kerja masuk kedalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja. Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15-64 tahun. Tetapi tidak semua orang yang berusia 15-64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja. Yang dihitung sebgai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan sedangkan yang tidak mencari kerjaentah karena harus mengurus keluarga atau sekolah tidak termasuk kedalam angkatan kerja. Tingkat pengangguran adalah prosentase angkatan kerja yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram 1.1.


            Masalah pengangguran dapat terlihat dari jumlah pengganguran yang terus bertambah dari sekitar 4.5juta orang atua 5% pada 1997(menjelang krisis ekonomi) menjadi 6.5 juta orang auatu 7% pada 2000 dan menjadi 9.5 % pada 2003. Demikian juga jumlah setengah pengangguran meningkat dari 29 juta orang pada 1997menjadi ssekitar 31 juta orang pada 2000 dan 2003.
             Indikator makro ekonomi dalam tiga tahun terakhir ini memang berangsur-angsur baik dalam bentuk laju inflansi dan tingkat bunga yang relatif rendah. Namun indikator makro tersebut belum mampu mendongkrak sektor riil. Kesempatan krja di sektor formal justru berkurang dari sekitar 31.5 juta dalam tahun 2000 menjadi hanya 27.5 juta dalam tahun 2003. Artinya, dalam tiga tahun terakhir sekitar 4 juta pekerja tergusur dari sektor formal. Sebagian dari pekerja tergusur tersebut membanjiri sektor informal yang tidak produktif dan sebagian lagi minim terserap di sektor disektor formal. Setelah  tidak tahan menganggur  terlalu lama sebagian mengambil kesempatan kerja apa saja yang tersedia disektor informal.
            Penyebab utama masalah berat tesebut adalah pengambil kebijakan sejak pemerintahan Orde Baru huingga sekarang ini yang trlalu percaya ppada trickle-down effect. Mereka beranggapan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, masalah pengangguran dan kemiskinan akan otomatis teratasi. Tapi, mereka tidak menyadari struktur perekonomian yang dominan sektor informal, hambatan-hambatan birokrasi dan kekuasaan pasar. Misalnya, walaupun tingkat bunga pada skala makro dibawah 10%, namun hampir tidak ada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mengenakan bunga pinjaman dibawah 25%. Demikian juga para kelurga miskin, tetap sangat sulit memperoleh kredit karena mereka pada umumnya tidak paham memberikan agunan dan mengisi formulir perjanjian meminjam uang.
Dengan demikian, pemerintahan baru, terutama selama 10 hari pertamakerja kabinet , perlu memprioritaskan penanggulangan pengangguran dan setengah pengangguran yang antara lain dengan:
1.    Mengembangkan usaha mandiri dan usaha kecil termasuk usaha-usaha kelurga dan kerajinan rakyat.
2.    Mendorong perkembangan usaha mandiri, usaha kecil dan usaha keluarga perlu menyalurkan dana melalui bank seperti BPR dengan tingkat bunga dibawah 15% per tahun.
3.    Membantu keluarga miskin, perlu menyediakan dana pinjaman dengan tingkat bunga cukup untuk menutupi biaya administrasi bank.
4.    Bantuan untuk keluaraga miskin seperti beras sedapat mungkin diganti menjadi penciptaan kesempatan keja.
5.             Sejumlah dana bergulir disediakan dan disalurkan untuk menambah penghasilan mereka.
6.   Mulai tahun kedua dikembangkan program latihan kewirausahaan terutama bagi lulusan SMP dan SMA sederajat yang tidak melanjutkan sekolah, sehingga mampu bekerja mandiri.

Ø  Jenis & macam pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
1)    Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2)    Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3)    Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
  • Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
  • Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
  • Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
  1. Akibat permintaan berkurang
  2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
  3. Akibat kebijakan pemerintah
  • Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
  • Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
  • Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
  • Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).


Sumber :
Artikel Prof. Dr. Payaman J. Simanjuntak, “ Pemerintahan baru; Isu Ketenagakerjaan yang mendesak”, Media Indonesia Online. 20 oktober 2004



         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar